Sabtu, 17 November 2012

Kasus PT Great River International Tbk



Nama   : Zwitta Della Dea
NPM   : 2 1 2 0 8 3 4 7
Kelas   : 4 EB 13

1. 1. Identifikasikan pelanggaran apa saja yang terjadi dalam artikel  Kasus PT GREAT RIVER INTERNASIONAL Tbk ?
Jawab  :
·         Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River Internasional Tbk.
·         Menurut Fuad menemukan indikasi konsprasi dalam penyajian laporan keuangan Great River.
·         Penyidikan di fokuskan pada tahun 2003 tentang laporan kenangan 2003 yang disajikan untuk penerbitan obligasi perseroan yang gagal dibayar.
·         Dugaan overstatement
·         KAP Johan Malonda & rekan membantah melakukan konspirasi dalam mengaudit laporan keuangan.
·         Deputy Managing Director Johan Malonda, Junstinus A. Sidharta tidak menemukan adanya penggelembungan akun penjualan atau penyimpanga dana obligasi.
·         Menurut Justinus ,Grivet River banyak menerima order pembuatan pakaian dari luar negri.
·         Justinus menyatakan metode pencatatan bertujuan untuk menghindari dugaan dumping dan sanksi perpajakan.
·         Kesulitan membayar hutang US$ 150 juta kepada Deutsche Bank.
·         Empat anggota sebagai tersangka termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja.

2.  2. Menurut anda, apakah ad hubungannya antara esalahan pencatatan atas laporan keuangan dengan kesulitan dalam membayar utangnya?
Jawab  :
Ada , karena disini dibilang bahwa penggelembungan akun penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliar rupiah di Great River dan Bapepam menemukan kelebihan pencacatan penjualan dan piutang, asset tetap , utang Rp 250 miliyar dan obligasi Rp 300 miliyar

Kasus PT GREAT RIVER INTERNATINASIONAL Tbk



Nama   : Zwitta Della Dea
NPM   : 2 1 2 0 8 3 4 7
Kelas   : 4 EB 13

1. 1. Identifikasikan pelanggaran apa saja yang terjadi dalam artikel  Kasus PT GREAT RIVER INTERNASIONAL Tbk ?
Jawab  :
·    Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River Internasional Tbk.
·         Menurut Fuad menemukan indikasi konsprasi dalam penyajian laporan keuangan Great River.
·         Penyidikan di fokuskan pada tahun 2003 tentang laporan kenangan 2003 yang disajikan untuk penerbitan obligasi perseroan yang gagal dibayar.
·         Dugaan overstatement
·         KAP Johan Malonda & rekan membantah melakukan konspirasi dalam mengaudit laporan keuangan.
·         Deputy Managing Director Johan Malonda, Junstinus A. Sidharta tidak menemukan adanya penggelembungan akun penjualan atau penyimpanga dana obligasi.
·         Menurut Justinus ,Grivet River banyak menerima order pembuatan pakaian dari luar negri.
·         Justinus menyatakan metode pencatatan bertujuan untuk menghindari dugaan dumping dan sanksi perpajakan.
·         Kesulitan membayar hutang US$ 150 juta kepada Deutsche Bank.
·         Empat anggota sebagai tersangka termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja.

2. 2. Menurut anda, apakah ad hubungannya antara esalahan pencatatan atas laporan keuangan dengan kesulitan dalam membayar utangnya?
Jawab  :
Ada , karena disini dibilang bahwa penggelembungan akun penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliar rupiah di Great River dan Bapepam menemukan kelebihan pencacatan penjualan dan piutang, asset tetap , utang Rp 250 miliyar dan obligasi Rp 300 miliyar

Etika Profesi Akuntansi



Nama   : Zwitta Della Dea
NPM   : 2 1 2 0 8 3 4 7
Kelas   : 4 EB 13

1.1. Identifikasikan pelanggaran apa saja yang terjadi dalam artikel  Kasus PT GREAT RIVER INTERNASIONAL Tbk ?
Jawab  :
·         Pelanggaran Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dengan laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River Internasional Tbk.
·         Menurut Fuad menemukan indikasi konsprasi dalam penyajian laporan keuangan Great River.
·         Penyidikan di fokuskan pada tahun 2003 tentang laporan kenangan 2003 yang disajikan untuk penerbitan obligasi perseroan yang gagal dibayar.
·         Dugaan overstatement
·         KAP Johan Malonda & rekan membantah melakukan konspirasi dalam mengaudit laporan keuangan.
·         Deputy Managing Director Johan Malonda, Junstinus A. Sidharta tidak menemukan adanya penggelembungan akun penjualan atau penyimpanga dana obligasi.
·         Menurut Justinus ,Grivet River banyak menerima order pembuatan pakaian dari luar negri.
·         Justinus menyatakan metode pencatatan bertujuan untuk menghindari dugaan dumping dan sanksi perpajakan.
·         Kesulitan membayar hutang US$ 150 juta kepada Deutsche Bank.
·         Empat anggota sebagai tersangka termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja.

2. 2. Menurut anda, apakah ad hubungannya antara esalahan pencatatan atas laporan keuangan dengan kesulitan dalam membayar utangnya?
Jawab  :
Ada , karena disini dibilang bahwa penggelembungan akun penjualan, piutang, dan asset hingga ratusan miliar rupiah di Great River dan Bapepam menemukan kelebihan pencacatan penjualan dan piutang, asset tetap , utang Rp 250 miliyar dan obligasi Rp 300 miliyar

Selasa, 06 November 2012

contoh kasus eron dan tanggapannya



Nama : Zwitta Della Dea
Kelas  : 4 eb 13
NPM  : 21208347
 
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti yang saya simpulkan.

Contoh kasus Etika Bisnis-Kasus suap menyuap untuk mempengaruhi keputusan sidang (Tugas Etika minggu ke 3)

Nama : Zwitta Della Dea

Kelas : 4 eb 13

NPM : 21208347

Contoh kasus Etika Bisnis-Kasus suap menyuap untuk mempengaruhi keputusan sidang (Tugas Etika minggu ke 3)


Mencermati kasus suap menyuap yang melibatkan anggota KPPU M. Iqbal
dan Presdir First Media Billy Sindoro dapat membuka mata kita bahwa
begitu kotornya etika bisnis di Indonesia. Jika etika bisnis seperti
itu masih dipertahankan maka jangan harap korupsi dapat hilang dari
negara kita. Oleh karena itu, jangan ada lagi pengusaha-pengusaha di
Indonesia yang memiliki etika bisnis seperti Lippo.
Lippo Group yang dikenal sebagai perusahaan besar di Indonesia saja
ternyata memiliki etika bisnis yang sangat buruk. Dengan kasus Suap
KPPU sangat jelas telihat bahwa Billy Sindoro (tangan kanan Bos Lippo
Group) menyuap M. Iqbal untuk mempengaruhi putusan KPPU dalam kasus
dugaan monopoli Siaran Liga Inggris. Lippo ingin Astro Malaysia  tetap
menyalurkan content ke PT Direct Vision (operator Astro Nusantara)
meski Astro Malaysia tengah bersiteru dengan Lippo Group. Jika
Investor Asing seperti Astro Malaysia diperlakukan seperti itu maka
tidak akan ada lagi investor asing yang mau masuk ke Indonesia.
Akibatnya,  perekonomian Indonesia akan semakin buruk dan akan terjadi
krismon entah yang ke berapa kalinya, apalagi dalam berita hari ini BI
rate naik dari 0,25 %  menjadi 9,5 %….
Surat Kabar Sinar Harapan tahun 2003 pernah membuat artikel dengan
judul Bank Lippo dan Bayang-bayang “The Riady Family”.  Dalam artikel
tersebut dijelaskan bahwa keluarga Riady, pemilik Group Lippo juga
pernah tersandung masalah yaitu mereka merekayasa laporan keuangan
Bank Lippo. Seperti yang dikutip dari SK Sinar Harapan, “Kasus Bank
Lippo kali ini bermula dari terjadinya perbedaan laporan keuangan
kuartal III Bank Lippo, antara yang dipublikasikan di media massa dan
yang dilaporkan ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Dalam laporan yang
dipublikasikan melalui media cetak pada 28 November 2002 disebutkan
total aktiva perusahaan sebesar Rp 24 triliun dengan laba bersih Rp 98
miliar. Sementara dalam laporan ke BEJ tanggal 27 Desember 2002, total
aktiva berkurang menjadi Rp 22,8 triliun dan rugi bersih (yang belum
diaudit) menjadi Rp 1,3 triliun.”
Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa rekayasa laporan keuangan
dilakukan keluarga Riady karena mereka memiliki agenda terselubung
yaitu untuk kembali menguasai kepemilikan Bank Lippo.Rekayasa laporan
keuangan tersebut dilakukan dengan cara melaporkan kerugian yang tidak
tejadi, kerugian bank itu direkayasa melalui 2 cara yakni menurunkan
nilai aset melalui valuasi yang dirancang sangat merugikan bank dan
transfer aset kepada pihak terkait untuk menciptakan kerugian di pihak
bank, tetapi menguntungkan pemilik lama.
Seperti yang dikutip dari SK Sinar Harapan bahwa Lippo Goup juga
memiliki trik licik dalm bisnis yaitu dengan melakukan goreng saham.
Melihat seperti itu maka sudah sepatutnya etika bisnis Indonesia harus
diperbaiki jika kita menginginkan ekonomi Indonesia tidak terpuruk.
Cara Suap-menyuap, korupsi juga harus dihilangkan dalam negara Indonesia.